Rabu, 04 Maret 2009

Ponari Itu Media Ujian

Nama Ponari menjadi populer secara tiba-tiba. Nama Ponari yang tadinya tidak terlintas di benak bangsa, bahkan di lingkup RT sekalipun, menjadi nama yang pantas diperbincangkan oleh massa. Ponari menjadi buah bibir lantaran watu gludugnya yang konon mampu mensugesti orang-orang yang hampir putus asa menanti kesembuhan dari penyakitnya.
Ponari adalah salah satu maskot dari sekian ratus model penyembuhan penyakit dengan versi nonmedis. Penyembuhan versi Ponari atau yang mendekati versi ini sudah berlangsung sejak berabab-abad yang lalu. Gaya penyembuhan ini menjadi memuncak pada lima tahun belakangan ini. Masyarakat tiba-tiba terbius oleh penyembuhan-penyembuhan ala Ponari, Mak Erot, Gus Muh, Mang Ujang, Mbah Kliwon, dan Mbah-Mbah lainnya. Padahal, ilmu kedokteran semakin canggih. Dokter-dokter juga semakin banyak, ilmunya juga makin canggih. Teknologi kedokteran juga sangat mencengangkan. Tetapi, mengapa ribuan bahkan ratusan ribu orang mengantri untuk disembuhkan hanya dengan air, yang konon melebihi jumlah pasien seorang dokter spesialis?
Ponari adalah titik kulminasi kalau ditinjau dari jumlah pasien. Barangkali belum pernah ada di dunia ini, seorang dukun mempunyai pasien sampai lima ribu per hari. Ponari mampu mensugesti dunia. Ponari mampu mengalihkan sejenak konsentrasi masyarakat dalam mengikuti kasus-kasus korupsi tanah air, pemilu yang membingungkan, dan fenomena bangsa lainnya. Mengapa masyarakat terhipnotis oleh pengobatan atau penyembuhan semacam ini?
Ada beberapa hal yang dapat ditangkap melalui fenomena ini. Pertama, penyakit manusia semakin kompleks. Kedua, perkembangan jenis penyakit lebih cepat dibanding ilmu pengobatan medis. Ketiga, kepercayaan masyarakat kepada dokter atau medis mulai berkurang karena banyak kasus kegagalan penyembuhan secara medis. Keempat, masih banyak warga miskin di sekitar kita. Mereka tidak mampu berobat secara medis. Kelima, ujian bagi umat islam Indonesia. Dengan munculnya Ponari Dukun Cilik dan dukun-dukun lainnya, umat Islam Indonesia diuji mau ke jalan syirik atau Illahi. Tentunya, bagaimana kita menyikapinya. Ponari dan sejenisnya hanya sebagai salah satu media bagi Allah untuk menguji umatnya. Keenam, khusus Ponari adalah peringatan dari Allah yang ke sekian kali bagi Jawa Timur khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Ujian dan peringatan Allah untuk kaum yang dikasihi mungkin saja melalui Ponari yang polos dan kehebatan-kehebatan dukun, tabib, ustad dan sederetan manusia yang aneh-aneh. Kita sedang menitih sebuah persimpangan. Apakah ke jalan Illahi atau ke jalan sesat. Silakan bersikap dan pilih!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Anda berkomentar! Komentar Anda bermanfaat bagi kami. Komentar Anda tidak mengurangi apa pun bagi Anda.

FITUR KEBAHASAAN PADA GENRE TEKS

Kaidah Kebahasaan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA diarahkan pada pengembangan ...