Kamis, 12 Maret 2009

Esai

Memilih Legislatif

Pemilu sudah dekat. Baliho, spanduk, umbul-umbul, stiker, dan media yang memuat simbol partai dan caleg sudah sangat semarak. Hampir di sepanjang jalan, entah jalan raya atau jalan kecil, bahkan jalan setapak terpasang gambar partai dan calegnya. Maraknya foto-foto caleg yang terpasang di pinggir-pinggir jalan menandakan minat masyarakat terhadap legislatif sangat tinggi. Kalau diamati secara cermat, para caleg yang terpasang di papan-papan reklame itu rata-rata berpendidikan strata satu (S1). wajah-wajah mereka muncul dengan tiba-tiba. Ada wajah yang sudah akrab di benak kita, tetapi ada wajah yang sangat asing di lingkungannya. Wajah yang asing inilah barangkali seorang ibu rumah tangga yang hari-harinya sibuk di rumah atau orang pribumi yang merantau tiba-tiba ingin membangun tanah tumpah darahnya. Bahkan, konon ada caleg yang memang sangat terasing dari dunianya, karena Beliau berasal dari dunia luar dapil.

Rupanya fenomena tingginya minat masyarakat untuk menjadi legislatif ini harus disikapi dengan selektif. Keinginan itu sah-sah saja. Akan tetapi, seleksi alamlah yang akan berbicara. Banyaknya caleg ini berdampak membingungkan pemilih dalam menentukan pilihannya. Apa lagi, mereka yang tidak mengenal satu pun wajah caleg yang terpampang di pinggir-pinggir jalan. Ada orang yang fanatik dengan partai, tetapi tidak ada caleg yang selera untuk dipilih. Sebaliknya, ada orang yang fanatik atau menaruh minat pada figur tertentu, tetapi setelah mengetahui partainya, dia menjadi tidak bersemangat karena dia alergi dengan partai tersebut. Rupanya memilih caleg merupakan suatu keharusan. Lalu, bagaimana menyikapinya?

Berikut ada beberapa tips memilih legislatif.
Pertama, kalau ada saudara dekat Anda yang menjadi caleg, jangan ragu-ragu pilihlah dia apa pun partainya, karena dampak positif akan lebih banyak; Kedua, pilihlah caleg yang dicalonkan oleh partai, bukan sebaliknya caleg yang melamar ke partai. Ini berarti, Anda harus mengetahui partai-partai mana yang memilih caleg. Ketiga, pilihlah caleg yang Anda kenal, bukan asal centang. Oleh karena itu, kenalilah para caleg dari segala aspek. Keempat, pilihlah caleg yang berasal dari daerahnya.

Itulah beberapa tips untuk memilih caleg walaupun masih banyak tips yang dapat dipertimbangkan. Setelah Anda memilih caleg dan yang dipilih berhasil duduk di legislatif, janganlah meminta sesuatu darinya. Anda cukup mengontrol aktivitasnya di legislatif. Apakah Yang Terhormat dapat mengemban amanah atau sekedar mencari pekerjaan untuk mendapatkan gaji yang empuk. Janganlah melepaskan sedetik pun mata Anda terhadap sepak terjang Yang Terhormat. Kalau Yang Terhormat mencla-mencle, Anda jangan segan-segan untuk mengangkat senjata, bunyikan genderang perang melawan ke-mencla-menclean generasi bangsa yang sudah diberi amanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Anda berkomentar! Komentar Anda bermanfaat bagi kami. Komentar Anda tidak mengurangi apa pun bagi Anda.

FITUR KEBAHASAAN PADA GENRE TEKS

Kaidah Kebahasaan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA diarahkan pada pengembangan ...