Suatu saat saya merasa kewalahan untuk mengoreksi pekerjaan siswa. Target waktu yang saya tetapkan menjadi molor. Bayangkan saja, saat itu saya mengoreksi pekerjaan 264 siswa. Jenis tugas yang saya koreksi adalah bentuk uraian berupa karangan singkat dalam bentuk paragraf. Ada 4 aspek yang harus saya nilai, yaitu isi, bahasa,koherensi, dan ejaan. Satu pekerjaan siswa membutuhkan waktu tujuh menit. Kegiatan ini saya lakukan ketika ada waktu luang, istirahat atau pas tidak ada jam mengajar. Berapa waktu yang harus saya luangkan untuk mengoreksi semua pekerjaan siswa? Padahal, saya mengajar 28 jam per minggu. Waktu istirahat di sekolah hanya 11 X 15 menit per minggu. Waktu tidak mengajar hanya 10 X 45 menit per minggu.
Belum selesai mengoreksi satu jenis pekerjaan siswa, pekerjaan koreksi yang lain sudah menunggu. Begitu juga, pekerjaan-pekerjaan tambahan yang dibebankan kepada saya. Belum pekerjaan wajib berupa penyusunan perangkat pembelajaran, penyusunan laporan hasil penilaian, analisis, remedial.
Situasi kadang menjadi tidak ideal. Kadang-kadang ada yang menjadi korban. Entah tugas yang tidak dikoreksi atau pembuatan perangkat yang terbengkalai atau tugas tambahan yang dikerjakan secara borongan. Kadang menjadi seperti sok sibuk, tidak ada waktu untuk tetangga, waktu untuk bercengkerama dengan keluarga berkurang. Kapan belajarnya? Kapan berinternetnya? Kapan ngeblognya? Tuntutan di satu sisi keprofesionalan kadang terabaikan. Ataukah ini menjadi bagian dari unsur profesionalitas?
Ketidakidealan ini membuat saya jadi berpikir, lalu berandai-andai, berkonsep-konsep, beridealis. Idealisnya adalah sebagai berikut:
Pertama, jam mengajar seorang guru SMA adalah 24 jam per minggu itu ideal. Kedua, jumlah siswa per kelas adalah 32, ini sesuai SNP dan mendukung program SMK-isasi Diknas. Ketiga, guru jangan dilibatkan dengan tugas tambahan yang berat, seperti bendahara. Jika ide ini diterapkan, insyaAllah tugas persiapan, pelaksanaan, penilaian, dan tuntutan dalam rangka keprofesionalan dapat dipenuhi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
FITUR KEBAHASAAN PADA GENRE TEKS
Kaidah Kebahasaan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA diarahkan pada pengembangan ...
-
Syair Sumanto (Sang Kanibal) Kisah tragis menggegerkan dunia Dari negeri Purbalingga Negeri yang tenteram dan jaya Tambah menjad...
-
EKSPLORASI, ELABORASI, DAN KONFIRMASI DALAM RPP DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN oleh Joko Rusmanto A. Definisi Menurut Kamus Besar Bahasa Ind...
-
Jangan Lupakan Sejarah Joko Rusmanto Masih ingatkah ketika kita dijewer telinganya, Suatu malam yang tak ada curiga, Tujuh perwi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda berkomentar! Komentar Anda bermanfaat bagi kami. Komentar Anda tidak mengurangi apa pun bagi Anda.