Senin, 12 Januari 2009

Renungan Bahasa 2

Orang Tua dan Bahasa

Peran orang tua dalam keluarga adalah menjadi pendidik bagi anak-anaknya. Orang tua adalah pihak yang paling bertangung jawab atas sikap dan perlikaku anak-anaknya. Memang, di luar rumah ada lingkungan, ada sekolah. Di dua tempat ini anak mendapat pendidikan sikap dan perilaku. Akan tetapi, orang tua adalah penoreh lembaran anak yang paling pertama dan utama. Seperti selembar kertas, mau diisi apa tergantung pada penulisnya.
Pemerolehan pembelajaran sikap dan perilaku yang sangat utama pada keluarga adalah ketika orang tua berkomunikasi dengan anak-anaknya dan anggota keluarga yang lain. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi di dalam keluarga akan terekam dalam otak anak-anak kita, input bahasa itu akan tersimpan sangat kuat dalam memorinya. Kata-kata kasar dan kotor sangat mudah ditangkap oleh anak-anak kita. Kata-kata kotor sangat familiar bagi anak. Sekali saja anak menangkap kata-kata kotor dan kasar, ia akan menggunakannnya kapan saja dan di mana saja. Kata-kata yang dikeluarkan oleh anak-anak kita adalah cerminan perilaku anak tersebut. Namun, harus disadari juga sebenarnya di balik itu tercermin juga perilaku orang tuanya.
Orang tua yang selalu santun dalam bertutur tercermin juga pada kesantunan anak-anaknya ketika berkomunikasi. Memang terkadang, kesantunan bertutur yang sudah dipelihara dengan baik di keluarga, suatu saat tercemar oleh pergaulan di lingkungan. Anak dan orang tua yang terbiasa santun dalam berkomunikasi, kadang dikejutkan oleh letupan kosa kata-kosa kata kotor dari anak. Bila kita sudah yakin kesantunan komunikasi sudah terjaga dalam keluarga, kita dapat berkomentar bahwa kata-kata kotor itu datang dari pergaulan lingkungan. Kalau keadaannya seperti itu, filter keluarga harus sangat kuat.
Gambaran di atas adalah indikator betapa bahasa orang tua sangat berpengaruh terhadap tingkah laku dan kesantunan anak-anak. Pemerolehan bahasa yang kotor dari luar sesungguhnya dapat dinetralisasi secara kontinyu. Perlu kegigihan orang tua untuk itu.

Renungan Bahasa

Di Balik Fungsi Primer Bahasa
Fungsi primer bahasa adalah sebagai alat komunikasi, baik bahasa tulis mupun lisan. Alat untuk mengungkapkan suatu maksud ini suatu saat dapat berfungsi sekunder. Bila bahasa sudah difungsikan secara sekunder, banyak hal makro dapat terselesaiakan. Bahasa yang difungsikan secara sekunder ini sebenarnya tidak terlepas dari fungsi primernya. Fungsi sekunder merupakan efek dari fungsi konkret bahasa itu sendiri.
Kita dapat bercermin dari Cina. Betapa gigihnya negeri ini agar dapat bersaing di pasar global Asia. Persiapan besar yang dilakukan Cina adalah mengajarkan bahasa kepada dunia. Hampir di semua negara Asia ada pembelajaran bahasa Mandarin. Tidak tanggung-tanggung Cina mempromosikan bahasa nasionalnya secara besar-besaran. Semua biaya dan prasarana ditanggung Cina. Kelompok relawan pengajar pun langsung didatangkan dari Cina. Semua biaya penyelenggaranaan pengajaran bahasa Mandarin ditanggung oleh Cina.MoU dengan pemerintah pun dilakoni Cina.
Hebat, memang! Tidak satu negara pun yang demikian gigihnya memasarkan bahasa negaranya. Di balik kegigihannya itu, Cina sudah jauh mengatur strateginya untuk menghadapi perang ekonomi di kawasan Asia dan Eropa. Strategi itu ialah agar dunia menguasai bahasanya. Bila dunia sudah menguasai bahasa Mandarin, hal yang sangat mudah bagi Cina untuk memasarkan produk-produk andalannya. Strategi seperti ini pernah dilakukan oleh bangsa-bangsa penjajah. Sebut saja, Belanda atau Jepang. Untuk bisa tetap bercokol di daerah jajahan, Belanda mengajarkan bahasanya kepada pribumi.
Sudah menjadi rahasia umum, ada udang di balik batu. Ada maksud di balik pemasaran bahasa. Maksud yang sangat besar dan menjanjikan bagi perkembangan suatu negara bisa diawali dengan cara memasarkan bahasa.

Rabu, 07 Januari 2009

Catatan Untuk Siswa (Refleksi Movingclass)

Movingclass sebuah Solusi

Mulai semester 2 tahun pelajaran 2008/2009, SMA Negeri 2 Purbalingga mulai menerapkan sistem movingclass secara menyeluruh. Tiga hari sudah sistem itu berjalan. Setelah tiga hari itu, saya mewawancarai beberapa siswa tentang bagaimana kesan atau tanggapan setelah penerapan movingclass. Kebanyakan siswa mengatakan capek, tetapi ada beberapa yang mengatakan asyik. Sejak hari pertama ujicoba, kegiatan KBM berjalan lancar. Memang ketakutan-ketakutan sudah terlontar sebelaumnya. Namun, ketakutan itu terjawab sudah. Siswa dan guru dapat melaksanakan program tersebut dengan lancar dan enjoy.
Di balik movingclass, ada sesuatu maksud yang agung. Movingclass bukan gaya atau model yang tanpa maksud, tapi penuh latar belakang dan tujuan yang sangat idealis dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di SMA Negeri 2 Purbalingga. Alur logika sederhananya adalah: satu, dengan movingclass dapat menghilangkan kejenuhan suasana. Dua, dengan movingclass siswa bergerak untuk berpindah kelas. Mereka harus berjalan. Dengan berjalan ini motorik siswa selalu aktif. Bandingkan kalau tidak moving, saat berganti pelajaran para siswa tetap di kelas, biasanya mereka lesu, ngantuk. Akan tetapi, dengan moving para siswa selalu energik. Karena energik, reaksi dengan lingkungan pun semakin baik. Termasuk reaksi menerima pelajaran. Oleh karena itulah, barangkali Badan Standar Nasional Pendidikan mengupayakan agar sekolah standar nasional (SSN)dan rintisannya atau SBI dan rintisannya menerapkan movingclass sitem.

Profesionalitas Guru

Profesionalitas Guru dan Batu Bara

UU No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen mensyaratkan guru merupakan sebuah profesi yang membutuhkan profesionalitas anggotanya. Diharapkan profesi guru seperti Ikatan Dokter Indonesia dan Ikatan Advokasi Indonesia. UU tersebut merupakan kebijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat guru. Jabatan guru dan dosen diharapkan berbeda dengan jabatan-jabatan lain.
Upaya untuk peningkatan profesionalitas guru sudah banyak dilakukan, seperti : diklat, workshop, seminar, dan kegiatan-kegiatan tak bernama yang intinya bertujuan meningkatkan profesionalitas guru. Keseriusan pemerintah untuk meningkatkan profesionalitas guru diawali dengan seleksi guru profesional melalui penilaian portofolio. Para guru yang lulus portofolio dianggap sebagai guru yang profesional, sedangkan guru yang tidak lulus dianggap belum profesional, mereka harus menempuh jalur diklat PLPG agar menjadi profesional.
Untuk menjadi guru yang profesional kuncinya adalah pada komitmen diri, yakni sejauh mana upaya diri untuk meningkat. Sekuat dan segencar apa pun upaya pemerintah, kalau komitmen masing-masing guru lemah, upaya itu akan sia-sia. Guru adalah manusia yang berpendidikan, tentunya mudah diajak untuk meningkat. Tetapi, kenyataannya? Guru masih tertatih-tatih kalau diajak profesional. Sebenarnya, apa yang menjadi kendala dan solusi apa untuk meningkatkan profesionalitas guru itu?
Seringkali saat guru sedang mengikuti diklat atau sejenisnya, saat itu semangat untuk meningkat membara dan ide-ide cemerlang bermunculan. Di saat diklat itulah semangat guru terbakar oleh motivasi-motivasi fasilitator. Semangat guru membara, bahkan menyala-nyala. Biasanya, saat itu pula ia ingin segera memulainya. Akan tetapi, setelah sampai di sekolah, apa yang yang terjadi? Bara itu padam! Guru mulai terbebani oleh tugas-tugas dan kegiatan lain yang sudah menghadang. Tugas-tugas dan kegiatan yang mestinya menjadi bagian dari profesionalitas guru dianggap menjadi air yang memadamkan bara. Akhirnya, idealis guru saat diklat atau sejenisnya terbang lepas.
Mestinya, bara-bara idealis harus tetap berkobar. Caranya: Satu, tetaplah berkomunikasi dengan rekan diklat, fasilitator, widyaiswara sehingga jalinan keilmuan tidak putus. Kedua, bentuklah komunitas alumni diklat dan tindak lanjuti dengan kegiatan –kegiatan yang menunjang secara periodik. Ketiga, tetaplah berkomitmen untuk profesional, di mana pun, kapan pun dan seberapa pun. Empat, ketika sertifikat guru profesional sudah diperoleh, bertangung jawablah atas sertifikat itu, jadikanlah sertifikat itu sebagai pengontrol diri.
Kuncinya adalah komitmen yang kuat dan kontinyu dan selalu mendekat dengan api sebagai penyulut bara profesional.

Minggu, 04 Januari 2009

PUISI PLPG

Tetap Lekat
Karya Joko Rusmanto
(SMAN 2 Purbalingga)

Di punggung gunung yang angkuh
Engkau tersenyum padaku
Di antara panas dan uap pegunungan
Membayang wajah ceria, berseri

Berlari-lari bagai anak rusa
Tak pernah hilang dari benakku
Sekalipun di seberang,
Tetap tampak,
Amat dekat.

-----------------------------

Sekerdip Cahaya
Karya Joko Rusmanto
(SMAN 2 Purbalingga)

Bulan merah tertusuk
Hingga malam tak lagi bersuka
Tunduk merunduk penuh dalam pasrah
Merayap di tengah gelap

Datang sekerdip cahaya menusuk hati
’Tuk gapai dunia warna-warni

----------------------------------------------------

Mutiaraku
Karya Suharyanto
(SMA Ma’arif Yogyakarta)

Jauh di relung sanubari
Cintaku, senyummu, dan kasihku
Makin tergambar indah menawan

Di ujung malamku, dalam rindu
Kupeluk bayangmu dalam doa
Tahajud dan sujudku
Untuk kebahagiaanmu
Tak henti-henti kulantumkan
Setiap hembusan nafas
Dan semangat cintaku padamu.

----------------------------------------

Untukku dan Untukmu
Karya Indragini
(SMA PMB Kutoarjo)

Senja meredup di hari itu
Kusampaikan padamu kesan pribadi
Atas petaka yang menimpa diriku

Dengarlah untuk kali ini, sayang ....
Bukan maksudku menjauhi dirimu
Tapi, satu yang kuharap ....

Takkan terjadi perpisahan dan derita di hati
Bimbinglah daku ke jalan yang benar
Berikan cahya hati sucimu

Sebagai penerang hidupku
Semua untukku dan untukmu
Aku tahu cintamu padaku

Kau pun tahu ....
Cintaku padamu
Dan deritaku adalah deritamu.

-----------------------------------------
Doa
Karya Indragini
(SMA PMB Kutoarjo)

Maha-Tuhan
Jangan putus sebuah harapan
Jangan buntu sebuah keyakinan

Di suatu malam ....
Beban masih kupanggul
Melewati jalan yang kugariskan

Biarkan kau hamparkan beribu ketandusan
Akan kulewati dengan penuh keyakinan
Beribu kali daku menegur lembut

Melihat dan menyesal dosa
Pelita-Mu berilah terang bagiku
Api-Mu berilah arti hidupku


-----------------------------------------------

Hadiah-Mu
Karya Endang Widiyati
(SMAN Bandungan Magelang)

Pagi yang cerah
Kubuka jendela kamar
Kupandang matahari bersinar
Indah sekali pagi ini
Secerah hatiku
Mendapatkan hadiah dari-Mu
Anak mungil yang lucu
Membuat bertabur syukur
Dalam jiwaku
Syukur selalu padamu
Tak pernah bisa terungkap dari mulutku
Hanya sujudku selalu padamu

-------------------------------------
Lalu
Karya Yohanes L. Rustanto
(SMAN Wonosari)

Sekuntum senyum mengembang
Dalam aliran rasa
Rahasia apa yang bertahta dalam debaran
Saat kutitipkan nama
Kau berlalu melintas waktu
Saat kekasih hati
Sejenak kau tak henti
Saat kuulurkan tangan
Sayup malam kau beri.

Ketika jarak merentang
Ketika malam berhembus
Ketika hari berlari
Dan hati tak lagi bersemi ....

”Bolehkah titian itu kita lalui berdua”
Tanyamu
Sendu.

-------------------------------------------
Yang?
Karya Wahidin
(SMA Muh. 1 Cilacap)

Yang ....
Kusayang
Melayang
Terbayang
Anak dan isteriku sayang
Di gedung P4TK Kaliurang
Ayah berjuang
Walau syaraf meregang
Demi raih peluang

Masa pastikan datang!

----------------------------------------
Bersyukur
Karya Duniarti
(SMKN 2 Yogyakarta)

Dengan apa kudapat melukiskan rasa syukur
Padamu ya ... Tuhan
Rasanya tak cukup kata-kata yang kumiliki
Tuk mengungkap semua yang telah kuterima darimu
Sekalipun seluruh air laut bagai tinta
’Tuk melukiskannya
’Tak akan cukup untuk itu

Berbagai kegembiraan, kesedihan silih berganti
Yang kuanggap itu adalah amugerah dari-Mu
Apalagi saat kupenat kumelihat senyum
Anakku, terasa sejuk hati ini
Oh ... Tuhan terima kasih atas semua
Karuniamu


---------------------------------------
Jarak yang Memisahkan
Karya Eli Marsidi
(SMK YPT Kroya)

Besar dan menakjubkan
Begitu sempurna ciptaan-Nya
Itu kesan pertama saat kulihat
Gunung berdiri megah di hari cerah ini
Tapi saat kumenjauh gunung menjadi kecil
Gunung hilang terbawa awan perbukitan
Dan keterbatasan pandangan mata.

Tapi, rasa rindu dan sayang
Makin makin besar
Walau terhalang jarak dan keterbatasan
Karena hati yang bisa melihat cinta
Dan hanya kita yang bisa merasakan
Kejujuran rasa.

--------------------------------
Syukurku
Karya Geryani
(SMK PGRI 1 Kebumen)

Gema suara adzan telah memanggil
Engkau berikan rizki yang melimpah
Tuhan ....
Rasa rindu di dada membara
Yang selalu memendam jiwa untuk bersumpah
Andai hari semakin riuh
Nun jauh gaung mengalun ’tuk merengkuh
Inilah jalan hidupku yang kutempuh
Puji syukurku .... Tuhan.


-------------------------------------
Karena Ia
Karya Endang Rahajuningsih
(SMAN 1 Bulus Pesantren Kebumen)

Ia ada dalam diri
Ajari aku serah diri
Ajari aku sabar diri
Ajari aku rendah hati.

Ia ada dalam diri
Ajak aku berbesar
Ajak aku berbasuh kasih
Ajak aku merasa diri

Karena ia, aku di sini
Karena ia, aku percaya diri
Karena Ia, aku tiada sendiri
Ia, Roh Kudus sejati.

Harapan
Karya Hartana
(SMK PI Sleman)

Dalam keletihan senja
Aku terkejut dibuatnya
Seiring dengan telepon yang berdering
Membangkitkan semangat kerja

Dia mengabarkan keadaan rumah
Yang baru ditinggal untuk berjuang

Namu dalam bayang-bayang
Ada keberhasilan yang kuharapkan
Semoga,

---------------------------------------------
Kegelisahan
Karya Florentina Rahantini
(SMKN 2 Yogyakarta)

Pelangi tampak kemilau
Teriring gemericiknya suara tetes embun
Tampaklah olehku goresan cinta
Indah bak sutera

Gelisah rasanya hati ini
Ingat akan gambaran itu
Ingat akan derap langkahkmu
Inikah sebuah ilusi

Goresan-goresan tinta yang berwarna-warni
Indah bak sebuah permadani
Itukah gambaran luapan hati
Ingin kugapai dan kunikmati

------------------------------------
Rindu
Karya Edi Subiyantoro
(SMK Muh. 2 Playen, Gunung Kidul)

Ketika senja mengepak awan
Rinai hujan merintih ngilu
Geliat rindu menerkam kalbu
Kutuang dalam gelas angan
Kuterusik dalam kegalauan
Bimbang dalam kenangan
Kubuka segenggam asa
Dan ....
Kutitipkan segelas rindu
Pada sepoi angin malam
Yang disaksikan bintang-bintang berkejaran.

----------------------------------
Tragedi Kehidupan
Karya Eka Wahyuningsih
(SMA 1 Candimulyo, Magelang)

Kuingin mendamaikan hati
Dengan setitik sinar mentari
Kuingin pulihkan jiwa
Dengan sakit api membara

Kuingin rasakan cinta
Tapi selalu kutemukan luka
Kuingin lupakan duka
Tapi selalu kutemukan lara.
Itu selalu ada
Dalam kehidupan nyata.

---------------------------------
Menanti Harapan
Karya Sriarti Rientarsih
(SMA Dr. Wahidin Melati)

Jika detik ini aku masih bicara,
Inilah kisah pahit nyata
Yang terlukis hitam, nampak di sana
Tergores pedih, menyayat dada

Jika, kali ini aku masih bicara,
Dengan beribu kata sungkawa,
Mengalirkan tanya, luruh menyapa jiwa
Membuat luka yang kian menerpa

Tuhan, tiliklah sengsaraku ini
Sentuhlah hati ini
Lewat sabda-Mu, lembutku nanti

Tuhan, berpalinglah pada kami
Sapalah jiwa kami
Lewat nyanyian sorga abadi
Dan, buatlah kami teguh kembali.

---------------------------------
Cinta
Karya Dwi Nendarwati (Wini)
(SMK Bina Karya 1 Karanganyar, Kebumen)

Cinta itu ....
Membawa aku pada keraguan
Akankah hati ini bisa tersenyum
Atau menangis lagi

Tapi mengapa ....
Diri ini begitu teguhnya
‘tuk mau membuka hati
Bahwa cinta itu ....
Tidak hanya
Antara kau dan aku.


--------------------------------
Cintamu
Karya Nunuk Suartini
(SMK Tamansiswa, Nanggulan KP)

Gelisah merayap pelan
Lewati hari dalam kepenatan
Mimpi dan harapku berlabuh di ujung malam
Dalam perjumpaan di keheningan
Senandung doa kulantunkan
Sebening tulus kasih-Mu
Kusandarkan pasrahku

--------------------------------------
Syukur
Karya Sunyoto
(SMA Ma’arif Kota Yogyakarta)

Rasa pasrah adalah anugerah
Indah, indah, Terindah !!!
Kegagalan, hanyalah warna membias dan pudar
Di perjalanan
Kemarin, kini, dan esok
Warna-warni kehidupan
Kunikmati dalam pasrah
Sebagai syukur bagi-Mu, Tuhan ....

----------------------------
Hati yang Terusik
Karya Budi Risanto
(SMK Bina Karya 2 Karanganyar, Kebumen)

Seandainya ....
Aku boleh memilih
Untuk memutar lagi waktu yang berlalu
Tentu akan kulakukan itu

Sebuah kekecewaan
Selalu menggelayuti perjalanan hari-hari
Yang tak pernah lagi bisa terobati
Karena begitu dalam duka mati.

----------------------------------------
Perhatian
Karya Esti Erningsih
(SM
Mata merah selalu hadir
Di hari-hari menjelang lahir
Detik semakin mengalir

Ketika kecil selalu kudamba
Ketika dewasa hilang sirna
Ketika tua tak terasa mengembara

Apakah kau tak merasakan
Seperti apa yang kurasakan.

------------------------------------
Dambaku
Karya Erwin Elia O

Tak sanggup kubayangkan kebahagiaan yang bakal kuraih
Saat butir-butir air mata mengalir
Dalam sujud dan dzikir
Kudesak anugerah
Dalam sesak yang gundah
Dengan tangan mekar tengadah
Tuhanku,
Jangan biarkan aku dengan diriku

-------------------------------------
Cinta itu
Karya Supriyatno

Ada dalam fakta
Induk pada anak yang baru menetas
Warga pada negara yang belum merdeka
Guru pada murid yang sedang belajar
Kakak pada adik yang sedang digendong

Ada dalam berita
Singa makan anaknya dalam pertengkaran
Pupuk dan minyak langka di pasaran
Guru lecehkan murid di luar pelajaran
Kakak bunuh adik akibat warisan

Di manakah cinta?

------------------------------
Dukunganmu
Karya Endang Supriono

Di sore itu
Awan nampak hitam legam
Kusiapkan segala sesuatu
Yang akan berguna
Di masa datang yang gemilang
Dukunganmu selalu kupinta
Dalam menimba ilmu
Yang bermanfaat bagiku
Dan sebagai pelita hidup masa datang
Dukunganmu yang selalu kuminta
Disaat usia senja
Perjuangan, pengorbanan
Dalam lubuk hati yang dalam
Membuat aku bersemangat
Dalam mencapai tujuan.

------------------------------------
Senja di Lautan
Karya J.N.C. Jatiningsih
(SMAN 2 Purworejo)

Sekejap mata ini terpejam
Merasakan bisik angin di sekitar
Mendengar desir pasir yang bicara
Menghaturkan senja telah tiba
Ombak berlari dan menari
Angin berlalu sambl menyanyi
Bagai menyambut datangnya sore hari

Laut biru tersinar mentari kecil
Namun kini ia mulai bersembunyi.
Tak rela menampakkan diri
Dan berjauhan warna terang
Ditinggalnya kegelapan di antara
Angin dingin serta ombak yang memanggil
Maukah kembali
Menyinari laut indah di sepanjang hari.

-------------------------------------
Nasibku
Karya M Komar Mufti

Mengapa diriku ini
Harus selalu gagal
Di dalam mengarungi bahtera cinta

Mengapa diriku ini
Harus selalu kalah
Di dalam menjalani persaingan cinta

Apakah memang nasibku
Apakah memang takdirku
Yang memang harus begini

Tuhan ...Tuhan ... kuatkanlah hatiku.

--------------------------------------
Isteriku
Karya Asta M

Kenapa kau ini
Saya tak merayu
Sedangkan bulan di sana
Tersenyum kepada kita

Kenapa kau ini ....
Hadir di depanku
Meratap harap tak sampai
Inilah aku

Kenapa kau ini ....
Memang begitu
Berat untuk dipikul
Penat untuk dirasakan
Kenapa kau ini.

------------------------------
Ayah
Karya Y. Umar Yunoto

Telah ditunjukkan
Keteladan
Kesabaran
Kepada kami

Penerimaan apa adanya
Pengakuan yang tulus
Ketika kami belum berhasil

Kini
Engkau
Terus dan terus bersabar
Menunggu
Hitam putihnya hidup kami

FITUR KEBAHASAAN PADA GENRE TEKS

Kaidah Kebahasaan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA diarahkan pada pengembangan ...