Syair Sumanto (Sang Kanibal)
Kisah tragis menggegerkan
dunia
Dari negeri Purbalingga
Negeri yang tenteram dan
jaya
Tambah menjadi bercahaya
Seorang anak dari
Pelumutan
Karena miskin dan hasutan
Ia tega menggali kuburan
Yang sepi tanpa ketakutan
Diangkatlah mayat Mboh
Rinah
Dibawa pulang ke rumah
Dipotong lalu dimamah
Tanpa merasa dosa dan
salah
Datanglah sekelompok
polisi
Menjemput Sumanto yang
aksi
Untuk berlutut di jeruji
besi
Menutup segala obsesi
Para tetangga jadi
mengutuk
Karena berbuat yang terkutuk
Jadi buah bibir semalam
suntuk
Walau akhirnya hati
terketuk
Walau tak ada alasan
Kitab belum bicarakan
Sumanto tetap jalani
putusan
Sebagai seorang tahanan
Belum genap jalani
putusan hakim
Ia sudah tunduk dan
ta’zim
Diberilah ia hadiah es
krim
Karena menurut dan alim
Kasihan hidup Sumanto
kanibal
Tetangga
menolak,berpura tak kenal
Ia tak boleh kembali ke
asal
Takut akan membawa sial
Untung datang seorang
kyai
Bermaksud untuk berbaik
hati
Mengajak ke pondok dan
mengaji
Sumanto tersenyum,
senanglah hati
Kyai Supono itu namanya
Pemilik pondok jauh dari
kota
Di situlah banyak orang
lelara
Yang datang untuk bertamba
Tak lama, Sumanto jadi pintar
Tubuh pun bertambah kekar
Juga sudah pandai
berkelakar
Lupakan kisah hidup yang
sukar
Sumanto sungguh sangat
tekun
Belajar mengaji dan rukun
Kepada semua tamu ia
santun
Kadang pun ia ikut
mengalun
Hidup Sumanto semakin
berarti
Menjalani hidup yang
sekali
Bagi diri dan segenap
negeri
Senyumnya tak lagi
membuat ngeri
Jadilah Sumanto pasen
yang sejati
Selalu ikut ke mana kyai
pergi
Sesekali ia disuruh
mengisi
Berdakwah bagai seorang
kyai
Geli rasanya di dalam
dada
Mendengar Sumanto
berbicara
Sambil terbata ia
bercerita
Lama-lama asyik bercanda
Hidup Sumanto menjadi
teratur
Sebagai santri yang
termashur
Pandai mengaji dan
bertutur
Semua orang jadi
bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda berkomentar! Komentar Anda bermanfaat bagi kami. Komentar Anda tidak mengurangi apa pun bagi Anda.