Selama dasawarsa ini ada fenomena menarik yang patut dinalar. Bank-bank bersaing untuk mendapatkan kreditur, baik itu bank pemerintah maupun bank swasta, bahkan bank "ucek-ucek". Selain itu, dealer dan showroom pun tidak mau ketinggalan untuk mengejar nasabah atau kreditur. Mereka memberi kemudahan-kemudahan dan keringanan-keringanan. Mereka bersaing secara sehat, baik dengan suku bunga yang rendah maupun fasilitas yang menggiurkan. Semuanya dalam rangka mencari kreditur atau nasabah.
Kasus terakhir yang sangat menggiurkan adalah pengambilan kredit tanpa jaminan. Sebut saja "showroom kendaraan" misalnya, memberikan kredit kendaraan bermotor tanpa uang muka. Hanya bermodalkan fotokopi KTP, seseorang dapat membawa sepeda motor baru. Juga, ada kredit kendaraan khusus untuk pegawai negeri. Kredit ini tanpa "DP" serta bunganya sangat kecil. Beberapa bank menarik jasa administrasi yang agak tinggi untuk sebuak buku rekening. Artinya, masyarakat digiring untuk tidak mempunyai buku bank, artinya diharapkan ke buku kredit alias "hutang". Ada showroom yang mempersulit masyarakat jika hendak membeli kendaraan dengan cara tunai. Akan tetapi, bagi mereka yang membeli dengan cara kredit, dipermudah dan dipercepat. Fenomena apa ini? Orang punya duit malahan susah.
Fenomena kredit ini rupanya sudah mengakar dan membudaya. Kita akan susah kalau tidak kredit. Dunia pemberi kredit seolah menggiring masyarakat untuk terbelenggu dengan masalah ini. Apakah akan muncul pemeo baru, "kredit pangkal punya, tidak kredit tidak punya"?
Sabtu, 07 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
FITUR KEBAHASAAN PADA GENRE TEKS
Kaidah Kebahasaan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA diarahkan pada pengembangan ...
-
Syair Sumanto (Sang Kanibal) Kisah tragis menggegerkan dunia Dari negeri Purbalingga Negeri yang tenteram dan jaya Tambah menjad...
-
EKSPLORASI, ELABORASI, DAN KONFIRMASI DALAM RPP DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN oleh Joko Rusmanto A. Definisi Menurut Kamus Besar Bahasa Ind...
-
Jangan Lupakan Sejarah Joko Rusmanto Masih ingatkah ketika kita dijewer telinganya, Suatu malam yang tak ada curiga, Tujuh perwi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda berkomentar! Komentar Anda bermanfaat bagi kami. Komentar Anda tidak mengurangi apa pun bagi Anda.